Berjalan Dalam Ketepatan
- Chris Manusama
- 18 Mei 2018
- 2 menit membaca
Diperbarui: 24 Mei 2018

"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepad akita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman" (2 Timotius 1:9).
KASIH KARUNIA TUHAN diberikan kepada kita sebagai kemampuan untuk menggenapi rencanaNya dalam kehidupan kita. Tuhan ingin kita mentaati-Nya bukan karena kita takut melainkan karena kesadaran karena pengenalan kita akan Dia. Dalam proses kita hidup dalam memenuhi rencanaNya permasalahan utama bukannya tentang benar atau salah, melainkan apa yang kita lakukan berdasar kepada hubungan pribadi kita denganNya. Dalam proses itulah kita belajar untuk berjalan dalam ketepatan.
"Ketepatan adalah hasil dari sebuah proses yang panjang"
"untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengar suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar" (Yohanes 10:3)
Bagaimana kita belajar untuk berjalan dalam ketepatan mendengar suaraNya? Untuk kita belajar berjalan dalam kepekaan terhadap suara Tuhan kita perlu melewati beberapa tahapan.
1. Kepekaan
Dalam tahapan ini kita perlu berakar dan kuat dalam Firman Tuhan, serta kita perlu mengaktifkan seluruh indera rohani kita. Jika kita bernubuat kepada seseorang maka nubuat itu harus sesuai dan berdasar pada Firman Allah yang tertulis. Oleh karena itu, dalam tahap kita Firman Allah haruslah menjadi makanan dan kesenangan kita setiap hari, kita perlu memberikan waktu untuk bukan hanya membaca Firman Allah, melainkan merenungkannya siang dan malam.
2. Kedalaman
Hubungan kita dengan Tuhan yang kita bangun secara terus menerus membuat kita semakin dalam denganNya, membuat kita semakin mengetahui apa isi hatiNya, apa yang menjadi kesukaanNya dan apa yang Dia tidak sukai. Hubungan kita yang dalam denganNya membuat kita semakin mampu untuk berjalan dalam ketepatan setiap hari. Kedalaman hubungan kita dengan Dia tidaklah diukur dari berapa banyak ayat alkitab yang kita baca ataupun berapa lama kita berdoa setiap hari, tetapi yang menjadi esensi atau inti hubungan kita denganNya adalah kualitas komunikasi kita dengan rohNya yang berdiam dalam kita, bukan sampai dikualitas saja, tetapi juga intensitas kita bercakap-cakap denganNya dalam setiap waktu.
3. Ketajaman
Bagian ini adalah tentang pemurnian. Bagaimana caranya agar kita bisa menyampaikan suara Tuhan yang kita dengar dengan caraNya, ataupun bagaimana kita melakukan kehendakNya dengan caraNya. Semakin tajam seseorang mampu mendengar suara Tuhan semakin murnilah dia menyampaikan suara Tuhan tersebut bagi orang lain. Murni artinya tidak tercampur dengan hal yang lain, artinya ketika kita menyampaikan suara Tuhan tidak tercampur dengan kepentingan pribadi kita atau hal-hal yang ada diluar suara Tuhan tersebut. Hal ini juga berkaitan dengan bagaimana, dimana, kapan saat yang tepat untuk menyampaikan suara Tuhan ataupun melakukan apa yang Dia minta. Setiap suara Tuhan yang kita terima itu bersifat KASIH dan bukan penghakiman. KASIH selalu membangun orang lain.
Comments